A. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial adalah suatu gerak yang menghasilkan perpindahan tempat
kedudukan dan status seseorang dari tempat/ strata satu ke tempat/strata
yang lain. Dengan demikian mobilitas sosial adalah perubahan status
sosial seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Mobilitas
sosial juga diistilahkan dengan proses perpindahan sosial atau gerak
sosial.
Dalam
kehidupan masyarakat yang makin kompleks, mobilitas adalah sesuatu yang
bisa dianggap wajar. Manusia adalah makhluk yang dinamis dalam rangka
menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi di sekitar
lingkungannya. Perpindahan sosial yang makin sering terjadi dalam
masyarakat dapat dibedakan atas :
1. Mobilitas sosial
Mobilitas
sosial adalah suatu bentuk perubahan kedudukan seseorang/ kelompok dari
lapisan atau strata sosial satu ke strata sosial yang lain.
2. Mobilitas geografis
Mobilitas
geografis dapat diartikan sebagai perpindahan orang/ individu atau
kelompok dari daerah satu ke daerah yang lain (migrasi).
B. Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
1. Status sosial
Status
seseorang tidak dapat dilepaskan dari bawaan yang dimiliki orang
tuanya. Dalam arti seseorang tidak dapat menolak status yang disandang
orang tua. Jika anak berusaha untuk meraih kedudukan yang lebih tinggi
dibanding orang tua, maka ia harus menempuh pendidikan yang lebih
tinggi. Misal gelar sarjana ekonomi diperoleh karena kemampuan
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
2. Keadaan ekonomi
Kondisi
ekonomi dapat berupa sumber daya alam yang sudah tidak lagi mencukupi
kebutuhan manusia. Hal ini mendorong seseorang untuk pindah ke daerah
lain yang lebih subur, misal migrasi penduduk ke Sumatra, Batam, dans
ebagainya.
3. Situasi politik
Kondisi
keamanan di suatu daerah yang tidak menjamin kenyamanan hidup penduduk,
maka akan mendorong mobilitas sosial ke daerah lain yang lebih aman.
Misal penduduk Gaza mengungsi karena serangan Israel pada pergantian
tahun 2008.
Sosiologi XI IPS smt 1
2011 / 2012
4. Motif-motif keagamaan
Kehidupan keagamaan yang merasa tertekan oleh umat agama yang lain, berakibat salah
satu kelompok umat merasa tidak dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman. Akibatnya, kelompok
yang merasa tertekan tersebut melakukan mobilitas sosial.
5. Masalah kependudukan (demografi)
Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, memunculkan kota besar dengan
penduduk yang padat. Hal ini melahirkan masalah kependudukan yang makin kompleks. Orang
berusaha mendapatkan pemukiman yang mendorong upaya mencari tempat atau wilayah yang
masih memungkinkan untuk bertempat tinggal.
6. Keinginan melihat daerah lain
Latar belakang gagasan untuk melihat daerah lain mendorong upaya mobilitas sosial secara
geografis. Gagasan tersebut dapat berupa penelitian, kunjungan kerja, studi tour, studi banding, dan
sebagainya. Penekanan hal ini pada mobilitas sosial yaitu gerak sosial warga masyarakat dengan
tujuan alih profesi/ pekerjaan yang membandingkan besarnya pendapatan atau gaji yang lebih besar.
Di samping faktor tersebut di atas, mobilitas sosial juga dipengaruhi oleh faktor pendorong
dan penghambat dalam masyarakat.
1. Faktor pendorong mobilitas sosial
a. Perubahan kondisi sosial.
b. Ekspansi teritorial dan gerak populasi.
c. Komunikasi yang bebas.
d. Pembatasan kerja yang menuntut ketrampilan khusus.
e. Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda.
2. Faktor penghambat mobilitas sosial
a. Perbedaan ras dan agama.
b. Adanya diskriminasi kelas.
c. Kelas-kelas sosial menjadi sub kultur tempat individu berkembang sejak kecil dan mengalami
sosialisasi.
d. Kemiskinan membatasi seseorang untuk dapat berkembang.
e. Adanya perbedaan jenis kelamin/ gender
C. Bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan kedudukan sosial individu/ kelompok dari
kedudukan sosial yang berbeda status sosialnya.
a. Mobilitas sosial vertikal naik
Mobilitas sosial vertikal naik atau social climbing merupakan perpindahan kedudukan sosial
seseorang/ kelompok sosial dari lapisan sosial rendah ke lapisan sosial yang lebih tinggi dalam
masyarakat. Misal Putri seorang karyawati biasa suatu perusahaan, karena memiliki prestasi dan
dedikasi yang tinggi, maka 3 tahun berikutnya ia naik menjadi kepala bagian personalia.
b. Mobilitas sosial vertikal turun
Mobilitas sosial vertikal turun atau social sinking adalah perpindahan kedudukan sosial
seseorang/ kelompok sosial dari lapisan sosial yang tinggi ke lapisan sosial yang lebih rendah. Misal
Arman yang bekerja sebagai kepala perwakilan perusahaan swasta di kota X, karena diketahui
melakukan kesalahan mendasar dalam penjualan produk perusahaan, maka statusnya diturunkan
menjadi karyawan biasa.
Mobilitas sosial vertikal pada saat ini makin sering terjadi dalam masyarakat dunia,
khususnya Indonesia. Mobilitas sosial vertikal dapat berlangsung melalui beberapa saluran. Pitirim A.
Sorokin menyebut saluran mobilitas sosial dengan social sirculation.
Beberapa saluran yang penting dalam masyarakat adalah :
1) Angkatan Bersenjata
Angkatan
Bersenjata (TNI) sesuai dengan peran strategisnya merupakan benteng
kekuatan negara terhadap segala bentuk tantangan dan ancaman baik dari
dalam maupun dari luar. Setiap warganegara Indonesia dapat diterima
dalam jajaran TNI asal memenuhi persyaratan. Dalam kondisi perang,
militer dapat memegang peran dengan sistem militerisme. Seorang prajurit
jika berjasa kepada bangsa dan negara akan mendapat bintang jasa dan
kenaikan pangkat serta kedudukan yang lebih tinggi.
2) Organisasi Pemerintahan
Saluran
menjadi sarana bagi kalangan birokrat. Dalam ketentuan kepegawaian,
diatur tentang sistem jenjang kepangkatan bagi pegawai secara urut
kepangkatan (DUK). Seseorang dapat naik pangkat apabila memenuhi
persyaratan.
3) Lembaga Keagamaan
Lembaga
keagamaan merupakan saluran yang penting dalam gerak sosial vertikal.
Setiap agama mengajarkan bahwa manusia mempunyai kedudukan yang
sederajat. Para tokoh agama berusaha untuk menaikkan kedudukan orang
dari lapisan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat.
4) Lembaga Pendidikan/ Sekolah
lembaga
pendidikan juga merupakan saluran nyata dalam gerak sosial vertikal.
Lembaga pendidikan dianggap masyarakat sebagai social elevator (jembatan
sosial) yang bergerak dari kedudukan paling rendah ke kedudukan paling
tinggi dalam masyarakat.
5) Organisasi Ekonomi
Dalam
era globalisasi, perkembangan ekonomi meningkat pesat. Jika seseorang
sukses dalam bisnisnya, maka secara materi menjadi kaya dan menempati
kedudukan sosial atas. Sedangkan apabila bisnis usahanya merugi, ia akan
kembali ke lapisan yang lebih rendah.
6) Organisasi Politik
Kehidupan
demokrasi yang makin berkembang ditandai dengan meningkatnya peran
warga negara dalam urusan kenegaraan. Dalam hal ini partai politik
memegang peran strategis. Partai politik bermunculan hingga mencapai
jumlah di luar perkiraan sebelumnya. Fenomena ini akan timbul menjelang
pesta pemilu. Partai politik akan memberi peluang bagi anggotanya untuk
naik dalam kedudukan sosialnya. Jika seorang anggota partai pandai dalam
diplomasi, kapabel, berkompeten, dapat mencapai kedudukan terpandang.
Ia dapat menjadi caleg dari partainya dalam pemilu legislatif, dan dapat
terpilih jika mendapat suara terbanyak.
7) Perkawinan
Perkawinan
merupakan saluran bagi mobilitas sosial vertikal seseorang. Jika
seseorang menikah dengan seseorang dari keluarga yang kedudukan
sosialnya lebih tinggi, maka status sosialnya dalam masyarakat juga
naik. Begitu pula sebaliknya.
Di samping itu juga ada beberapa cara yang digunakan untuk mobilitas sosial vertikal, yaitu :
1) Perubahan standar hidup.
2) Perubahan tempat tinggal.
3) Perubahan tingkah laku.
4) Perubahan nama.
5) Perkawinan.
6) Bergabung dengan asosiasi tertentu.
2. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas
sosial horizontal adalah proses perpindahan kedudukan sosial seseorang/
kelompok dalam lapisan sosial yang sama atau sederajat. Hal ini dapat
terjadi jika seseorang pindah kewarganegaraan, transmigrasi, urbanisasi,
atau beralih pekerjaan yang sederajat. Contoh Febriana setelah lulus
SMA di daerah A, pindah ke kota C untuk melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi terkenal di kota tersebut.
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas
sosial antargenerasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan kedudukan
sosial seseorang/ anggota masyarakat yang terjadi antar dua generasi
atau lebih. Misal generasi tua (ayah ibu) dengan generasi anak.
Mobilitas sosial antargenerasi dapat dibedakan atas :
a. Mobilitas sosial intergenerasi
Mobilitas
sosial intergenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang atau
kelompok masyarakat yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu
garis keturunan. Misal generasi kakek, generasi ayah ibu dan generasi
anak. Bentuk ini dapat dibedakan lagi menjadi :
1) mobilitas sosial intergenerasi naik
kakek/petani nenek
ayah/ sopir ibu/pedagang sayur
anak/ menteri
2) mobilitas sosial intergenerasi turun
kakek/bupati nenek
ayah/ PNS ibu/PNS
anak/ pedagang keliling
b. Mobilitas sosial intragenerasi
Mobilitas
sosial intragenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang/
anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Misal
mobilitas sosial yang terjadi pada generasi anak.
ayah/ pedagang ibu
anak/ pedagang anak/ dokter anak/arsitek
D. Konskuensi Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial dalam masyarakat dewasa ini makin lama makin meningkat. Dinamika
yang berlangsung menggambarkan terjadinya perubahan posisi atau
kedudukan sosial dalam kelompok. Pola perubahan sosial tersebut akan
membawa dampak atau konskuensi bagi masyarakat.
1. Konflik antar kelas sosial
Adanya
sebagian individu mengalami proses naik turun dalam status dan
kedudukan sosialnya, akan diikuti dengan terbentukya kelas sosial yang
baru. Masuknya individu atau kelompok sosial yang baru dalam kelas
sosial akan menimbulkan potensi konflik. Misal pengangkatan pimpinan
yang baru, untuk sementara waktu akan sulit diterima oleh staf pimpinan
yang lama. Sebaliknya jika seorang pimpinan diturunkan jabatannya
menjadi staf biasa, dia akan sulit menerima kenyataan tersebut.
2. Konflik antar kelompok sosial
Mobilitas
atau gerak sosial tidak hanya meliputi kelas sosial, namun juga
berlangsung pada kelompok sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat
dijumpai pada persaingan antar kelompok sosial (dalam hal ini partai)
untu merebut kekuasaan. Sebagai ilustrasi, dalam rangka memenangkan
pemilihan legislatif atau pilpres, suatu partai tidak segan-segan
menekan, menyingkirkan dan menghalangi partai politik yang lain.
Konskuensinya akan timbul konflik terbuka antar pendukung partai.
3. Konflik antar generasi
Mobilitas
antar generasi dapat dilihat dari pergeseran hubungan antar generasi.
Hal ini dapat menimbulkan konflik antar generasi. Misal konflik generasi
tua dengan generasi muda mengenai pola hidup dan budaya. Generasi muda
menghendaki perubahan pola hidup dan budaya, sedangkan generasi tua
menganggap perubahan tatanan yang sudah ada tidak dapat dibenarkan.
4. Penyesuaian
Konflik
yang timbul dalam masyarakat akibat mobilitas sosial perlu disikapi
dengan mengadakan penyesuaian terhadap keadaan atau perubahan yang
ditimbulkan oleh mobilitas sosial tersebut. Jika hal ini dilakukan, maka
akan terhindar dari konflik yang berkepanjangan, stabilitas sosial
terjaga dan masyarakat akan mendapatkan manfaat yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar