Rabu, 28 November 2012

Sosiologi BAB II : KONFLIK SOSIAL

KONFLIK
 
PENGERTIAN
a. Berstein (1965)
Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b. Robert M.Z. Lawang
Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
c. Ariyono Suyono
Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
d. James W. Vander Zanden
Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
e. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.
 
BENTUK-BENTUK KONFLIK
a. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Konflik pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan. Biasanya hal itu terjadi jika sejak awal di antara mereka sudah tidak ada rasa simpati dan tidak saling menyukai. Akan tetapi, tidak jarang pula terjadi konflik di antara dua orang yang sudah lama saling kenal dan menjalin hubungan baik.
b. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial sudah berlangsung lama dalam sejarah kehidupan manusia. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang dikuasai.
c. Konflik Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat.
d. Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
e. Konflik Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Banyak kasus terjadinya konflik internasional sebenarnya bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan. Dengan demikian, terjadilah konflik internasional.
f. Konflik Antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas. Koalisi golongan minoritas mungkin dalam bentuk sikap menerima, agresif, dan menghindari atau asimilasi.
 
PENYEBAB KONFLIK                                        
a. perbedaan individu
b. perbedaan latarbelakang kebudayaan
c. perbedaan kepentingan
d. perubahan sosial
e. proses sosial (persaingan dan kontravensi)
 
PROSES SOSIAL
Persaingan
Persaingan pribadi merupakan persaingan yang dilakukan orang per orang atau individu untuk memperoleh kedudukan dalam organisasi. Persaingan kelompok, misalnya terjadi antara dua macam perusahaan dengan produk yang sama untuk memperebutkan pasar di suatu wilayah.
Kontravensi
Kontravensi berasal dari bahasa Latin, contra dan venire yang berarti menghalangi atau menantang. Kontravensi merupakan usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam mencapai tujuan. Tujuan utama tindakan dalam kontravensi adalah menggagalkan tercapainya tujuan pihak lain
Jenis kontravensi
-          Umum: penolakan, keengganan, menghalangi, protes
-          Sederhana: menyangkal, memaki-maki
-          Intensif: menghasut, menyebarkan desas-desus
-          Rahasia: pengkhianatan
-          Taktis: mengejutkan lawan dan mengganggu pihak lain 
 
DAMPAKNYA DALAM MASYARAKAT
Segi positif :
Memperjelas aspek kehidupan
Penyesuaian kembali
Meningkatkan solidaritas
Mengurangi ketergantungan
Menciptakan norma baru
Sarana mencapai keseimbangan
Melahirkan akomodasi
Segi Negatif :
Keretakan hubungan      
Kerusakan harta benda dan nyawa
Berubahnya kepribadian
Munculnya dominasi kelompok pemenang 
 
TEKNIK PENGENDALIAN KONFLIK
Akomodasi
Merupakan proses sosial dimana dua atau lebih individu atau kelompok berusaha untuk menyesuaiakan diri dengan beberapa cara untuk menghentikan ketegangan. terdapat beberapa bentuk akomodasi, yaitu sebagai berikut:
1.  coercion: akomodasi secara paksa
2.  kompromi: saling mengurangi tuntutan
3.  arbitrasi: menghadirkan pihak ketiga sebagai penentu keputusan
4.  mediasi: menghadirkan pihak ketiga sebagai penasehat
5.  konsiliasi: mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berkonflik demi tercapainya persetujuan  bersama
6.    toleransi: akomodasi tanpa persetujuan formal, dan saling menghargai
7.    stalemate: pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang
8.    ajudikasi: jalur hukum
9.    segregasi: saling memisahkan diri untuk mengurangi ketegangan
10.  gencatan senjata: menangguhkan permusuhan
11.  dispasemen: mengalihkan objek
 
INTEGRASI SOSIAL
 
PENGERTIAN
proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etinik, agama, bahasa, nilai dan norma.
FAKTOR PENDORONG INTEGRASI SOSIAL
ž  adanya rasa toleransi, saling menghormati, dan tenggang rasa;
ž  terjadinya perkawinan campuran antarsukubangsa;
ž  makin pesatnya komunikasi dan transportasi antardaerah;
ž  meningkatnya solidaritas sosial;
ž  fungsi pemerintahan yang makin berjalan baik.
 
PROSES INTEGRASI SOSIAL
a. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima oleh pihak yang terlibat konflik. Akomodasi terjadi pada orang-orang atau kelompok yang mau tidak mau harus bekerja sama walaupun dalam kenyataannya mereka berbeda paham. Tanpa akomodasi dan kesediaan akomodasi, pihak yang terlibat konflik tidak akan mungkin bekerja sama untuk selamalamanya. Jadi, dengan adanya akomodasi integrasi dapat
terwujud.
b. Kerja sama
Kerja sama merupakan perwujudan minat dan perhatian orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman. Kerja sama dapat dijumpai dalam masyarakat manapun, baik pada kelompok kecil maupun besar.
c. Koordinasi
Koordinasi adalah kerja sama yang dilakukan oleh pihakpihak yang terlibat konflik, yaitu pihak yang menang terhadap pihak yang kalah. Misalnya, saat pemilihan ketua partai politik. Dalam pemilihan tersebut ada dua orang calon ketua. Setelah dilakukan pemungutan suara diperoleh satu calon ketua. Pemenang mengajak pihak yang kalah untuk bekerja sama demi keutuhan dan integrasi partai yang bersangkutan.
d. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang ditandai oleh adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang per orang atau kelompok. Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama dengan tujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar